Penulis Taufik Famuji Artiaji
Marketing/ Sales untuk memberikan manfaat bahwa sebenarnya bekerja sebagai marketing itu banyak membantu perusahaan untuk tetap berkembang, tapi selama ini perusahaan tidak pernah memberikan imbal balik pada marketing ujung tombak perusahaan.
Seorang anak muda Idiot telah menyelesaikan pendidikan Strata 1 di universitas ternama di Indonesia. Ia pun berpikir setamat kuliah ia akan melangkah kemana. Itu lah, yang ia pikirkan selesai kuliah.
Setelah idiot melalui masa berpikirnya ia pun mencoba melamar ke berbagai perusahaan dari tempat satu ketempat yang membutukan karyawan.
Akhirnya si Idiot pun di panggil bekerja di salah satu perusahaan terkenal sebagai marketing.
Hari pertama kerja idiot pun bertemu si boti (bodoh dikit)
Tanya Si Boti kepada Idiot
“Hay, Brooo lo anak baru disini”? Kenalin gw boti (bodoh dikit)
“Ya boti gw baru aja masuk kerja nama gw idiot”.
Boti yang sudah lama bekerja di perusahaan tersebut mengajarkan si idiot banyak tentang seni merketing. Lalu Idiot pun bartanya kepada boti.
“Sudah berapa lama kerja disini”,?
“Dua tahun men aku kerja disini jadi marketing terus..”jawab boti.
“Apa aja yang kamu kerjakan disini boti”.
“Cari nasabah dong, ya, supaya kita dapat banyak uang”, cela si boti.
Hem…hem…
Hari Kedua kerja
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah si idiot pun berangkat kerja dengan anaknya, tiba di kantor pukul 07.00wita hanya ada satu orang saja duduk sendiri. Tapi tidak lama kemudian satu persatu marketing datang, si idiot dan boti duduk bersebelahan.
What’s up bro….? Sapa boti ke idiot
I am fine.
“Hari ini jalan ke mana brooo…”?.
Belum tau, aku kerjakan aja yang kamu ceritakan ke aku.
Ia idiot, hari ini kamu bakalan dapat banyak telpone nasabah ya…
“Amin”, jawab idiot
“Ayo kita rokok-rokokan sambil ngopi-ngopi dulu men”.ajak boti.
Sambil merokok bareng si boti pun menceritakan keluh kesahnya selama menjadi marketing kepada idiot.
Kadang ada nasabah yang rewel banget loch!!..kesal boti.
“Ia ,ya”.jawab idiot.
“Ada juga yang udah hujan-hujanan datang kerumah, sudah gitu aplikasi dibatal lagi.”
“Wah, pokonya capek dech jadi marketing itu kaya kita gak ada gelar”, kesal boti.
I”ya, kah sebegitunya”.jawab idiot dengan gugup.
Hari ke tiga bekerja.
Kring…kring…,HP idiot pun berbunyi .
“Men HP mu tu angkat”, sapa boti.
“Hallo, selamat pagi dengan siapa ini, dari perusahaan mana”??, tanya idiot kepada orang yang belum dikenal.
Brooo…mau kemana kamu, tanya boti.
Mau ketemu nasabah men di pisang gapit…jawab idiot
“Mantap men, temui sudah”, kata boti.
Sepulang ketemu nasabah, kembali kekantor si boti pun tidak ada. Dengan duduk sendiri si idiot pun menyusun berkas dan ternyata berkas satunya hilang, si idiot pun panik, mecarinya kembali ketempat semula hingga mencari tempat sampah, ditemukan slip gaji nasabah diselipan tempat.
“Kenapa lo man, kok diam kaya orang susah gitu.” Tegur boti.
Ia boti, ini berkas ku kurang satu aku gak enak sama nasabah ku, mana dia perlu uang untuk keluarga kerumah sakit.
“Sudah kamu telpone aja bapaknya”…kata boti
Bapaknya jauh tinggalnya brooo….jawab idiot.
“Ayo, kalau gitu kita merokok aja daripada pusing-pusing,”ajak boti
Sambil rokokan dan ngopi pun si idiot bertanya ke boti.
Boti, selama kamu kerja sebagai marketing yang kamu pahami apa?tanya idiot
Marketing itu kaya sate yang dicucuk kita ditusuk, dibakar, diguling-guling, wah pokoknya sakit.
“Moso sih..”jawab idiot.
Memang yang lo rasakan man, apa? Tanya boti kembali.
Yang gw rasakan selama 4tahun jadi marketing itu mengasikan. Kata idiot.
“Maksud loh”??…kata boti.
Gini loch, marketing itu tugas mulia yang dikasih perusahaan, kita diberi tugas ini agar perusahaan terus berkembang karena perusahaan itu selalu punya produk yang dijual, yang intinya profit.
“Gw masih gak negerti man”, kok bisa pekerjaan kita ini mulia”.kata boti.
“Iya dong, dasar lo ini memang bodoh…boti…boti”.kata idiot
Coba kamu bayangkan setiap hari banyak orang membutuhkan pertolongan kita untuk renovasi, biaya berobat, walau tanpa imbalan sedikit pun kita kerjakan dengan keikhlasan hati apa kita tidak dapat pahala. Walau pun kita sering seperti kaset yang diputar-putar kaya tidak ada harga diri tapi dimata Allah kita ini mulia banyak bantu orang. Jangan sampai pekerjaan yang mulia ini kita kotori dengan niat yang buruk bahwa tuhan meminta kita hanya untuk berdoa dan berusaha, jadikanlah dunia ini niat akhirat bukan niat dunia.
PT. Bank mandiri, tbk 
